Jokowi Temui Keluarga Korban Lion Air JT 610

Jokowi Temui Keluarga Korban Lion Air JT 610

Dunia penerbangan Indonesia berduka pasca jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 pagi tadi. Hingga kini, belum ada kabar resmi mengenai nasib korban yang menaiki pesawat tujuan Pangkal Pinang dari Jakarta tersebut. Meskipun begitu, seluruh penumpang dan awak pesawat diprediksi tidak ada yang selamat.

Bagi mereka yang merasa memiliki keluarga atau kerabat yang menjadi korban Lion Air JT 610 tadi pagi bisa mengunjungi Posko Crisis Center Lion Air JT 610 di Ruang VIP Terminal 1B Bandara Internasional Soekarno Hatta untuk mendapatkan kabar terbaru mengenai informasi dari jatuhnya pesawat tersebut.

Jatuhnya pesawat ini bukan hanya membawa duka bagi keluarga yang menjadi penumpang pesawat itu, ini juga menjadi duka bagi masyarakat Indonesia secara luas termasuk Presiden Jokowi.

Presiden Jokowi ditemani Menko Polhukam Wiranto dan Kepala Basarnas Muhammad Syaugi mengunjungi langsung Posko Crisis Center Lion Air JT 610 untuk memberikan bela sungkawa sekaligus memberikan arahan mengenai penanganan pesawat Lion Air JT 610 itu.

Jokowi dilaporkan sampai ke lokasi pukul 18:00 tadi dan langsung menemui keluarga korban satu persatu sembari memberikan dukungan moril.

Basarnas terus lakukan pencarian

Basarnas sejauh ini terus melakukan pencarian di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat. Tim Basarnas tidak bekerja sendiri, tetapi juga dibantu oleh tenaga ahli dari TNI Angkatan Laut.

Dari hasil pencarian sejauh ini, Basarnas dan TNI AL telah menemukan mayat yang dibungkus dengan enam kantong mayat. Mayat yang ditemukan oleh tim Evakuasi tersebut sudah terbelah menjadi beberapa bagian.

Pihak terkait akan terus melakukan pencarian korban selama 24 jam tanpa henti. Pencarian korban diharapkan bisa secepatnya dilakukan guna memastikan kepastian dari para korban dalam jatuhnya pesawat JT 610 tersebut.

Masyarakat juga diminta untuk tidak menyebarkan berbagai foto-foto korban yang beredar di internet. Menyebarkan foto korban tentu akan menyakiti para keluarga korban. Pihak berwenang juga menghimbau masyarakat untuk tidak menyebarkan foto-foto korban yang beredar.

Masyarkat juga harus cerdas dengan tidak mengeluarkan berbagai statemen mengenai kecelakaan Lion Air ini.

Polemik Pembakaran Bendera Oleh Oknum Banser

Polemik Pembakaran Bendera Oleh Oknum Banser

Baru-baru ini, beredar video oknum Barisan Ansor Serbaguna (Banser) yang melakukan pembakaran bendera yang terdapat kalimat Tauhid. Pembakaran ini disinyalir terjadi di daerah Garut, dan tindakan tersebut menimbulkan polemik di masyarakat. Kabar terbaru, 3 orang oknum Banser diberitakan telah diamankan guna menunggu hasil pemeriksaan lebih lanjut.

Sebelumnya, ketua Gerakan Pemuda (GP) Ansor, Yaqut Cholil Qoumas mengatakan bahwa bendera yang dibakar pada video yang viral itu merupakan bendera Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). HTI sendiri merupakan Ormas yang sudah dibubarkan oleh pemerintah karena dianggap menyebarkan paham sistem kenegaraan dan ingin mengagnti Pancasila sebagai ideologi resmi Indonesia saat ini.

Gus Yaqut panggilan akrab Yaqut Cholil Qoumas mengatakan bahwa pembakaran bendera itu kini dimanipulasi sehingga dianggap sebagai pembakaran bendera Tauhid. Panglima tertinggi Banser ini juga mengatakan bahwa masyarakat luas pasti sudah mengetahui bahwa bendera yang dibakar merupakan bendera HTI dan hal itu tidak bisa disangkal.

Lebih lanjut Gus Yaqut meniali bahwa jejak digital seperti banyaknya video yang beredar tentang HTI dengan bendera yang dibakar tak bisa menyangkal bahwa memang bendera yang dibakar merupakan bendera yang biasa digunakan oleh HTI.

Tetap menyayangkan tindakan pembakaran bendera

Meskipun Gus Yaqut tidak mengamini bahwa bendera yang dibakar merupakan bendera Tauhid, tetapi ia tetap menyayangkan aksi dari anggotanya yang membakar bendera dan viral di internet saat ini.

Ada pun ia menghimbau jika menemukan kasus penemuan bendera yang diduga milik Ormas HTI untuk tidak melakukan pembakaran seperti yang viral saat ini. Gus Yaqut menghimbau anggotanya jika menemukan bendera sejenis untuk menyerahkan pada pihak berwenang, bukan melakukan pembakaran seperti yang sedang viral.

Di internet khususnya di Twitter, tagar #BubarkanBanser pun sempat menjadi Trending Topic di Indonesia. Viral tagar ini merupakan bentuk protes yang dilakukan oleh warganet terhadap tindakan oknum Banser yang dianggap sudah melecehkan kalimat Tauhid dengan cara membakarnya.

Menanggapi viralnya tagar #BubarkanBanser di Twitter, Gus Yaqut memaklumi kemarahan banyak orang.

Bagaimana pun, polemik ini semoga bisa terselesaikan dengan baik sehingga tidak menimbulkan permasalahan baru.

Pidato GoT Jokowi Sindir Prabowo?

Pidato GoT Jokowi Sindir Prabowo?

Menjelang kontestasi Pilpres 2019, kedua kubu tampaknya sudah mulai mencoba melemparkan berbagai ‘serangan’. Ini merupakan hal yang wajar, tentu asalkan kedua kubu tetap memperhatikan batasan-batasan yang ada. Demokrasi memang berisik, dan berbagai sindiran hingga serangan argumen tentu saja sah asalkan sesuai dengan koridor yang ada.

Baru-baru ini, Prabowo Subianto mengeluarkan semacam tagline yang sama dengan yang digunakan oleh Presiden Donald Trump kala memenangi Pilpres AS beberapa tahun lalu yaitu ‘Make America great again’. Prabowo membuat tagline ‘Make Indonesia great again’ yang merupakan serangan secara tidak langsung kepada Jokowi yang saat ini menjabat sebagai Presiden.

Tentu saja slogan ‘Make Indonesia great again’ ini berarti mengganggap Indonesia saat ini mengalami penurunan, khususnya hal ini diucapkan saat Presiden Jokowi menjabat.

Pernyataan ini pun dihubungkan dengan pidato Presiden Jokowi di pertemuan IMF-Bank Dunia di Bali yang baru saja selesai. Pidato Presiden Jokowi berisi tentang potongan pertikaian di serial ternama Game of Thrones(GoT).

Serial GoT memang menceritakan bagaiman intrik politik dari banyak kerajaan, dan negara-negara ini menghadapi permasalahan yang sama saat musim salju datang.

Pidato GoT, serangan balik untuk Prabowo?

Direktur Eksekutif Median Rico Marbun mengatakan bahwa pidato yang disampaikan oleh Jokowi berupaya untuk menyerang balik Prabowo.

“Tagline Prabowo itu menyindir habis bahwa klaim pembangunan dan kerja Jokowi selama ini seperti tidak ada artinya. Jokowi ingin membalas dengan menganalogikan dirinya sebagai tokoh atau jagoan utama dalan film GoT, John Snow,” ucap Rico yang dilansir laman detik.com.

Karakter John Snow sendiri di serial GoT merupakan sosok kstria yang juga mengingatkan tentang ‘Winter is coming’.

Rico juga mengatakan, pidato yang digaungkan oleh Jokowi pada forum internasional yang meskipun mengingatkan secara umum – tetapi Rico meyakini bahwa ini juga sekaligus membicarakan tentang ‘perang’ menjelang Pilpres 2019 khususnya tentang hoax yang dibuat oleh Ratna Sarumpaet baru-baru ini dianggap seperti intrik yang terjadi pada John Snow pada serial GoT.

Tentu saja ini hanya tafsiran, dan siapa pun bisa memiliki penafsirannya tersendiri. Meski begitu, yang mengetahui lebih pasti tentu saja Presiden Jokowi itu sendiri. Dan mau bagaimana pun, tak peduli Jokowi atau Prabowo, tetap junjung tinggi perstauan Indonesia!

Penyebar Hoax Gempa Bumi Ditangkap di Riau

Penyebar Hoax Gempa Bumi Ditangkap di Riau

Kepolisian Riau telah menangkap seorang wanita yang diidentifikasi sebagai MA, yang tinggal di distrik Marpoyan Damai di Pekanbaru, karena diduga menyebarkan berita palsu tentang potensi gempa kuat di media sosial.

Kepala Detektif Sr. Comr. Gidion Arif Setyawan mengatakan pada hari Kamis bahwa MA telah membagikan berita palsu bahwa gempa berkekuatan 8,6 diperkirakan akan menghantam Jawa di halaman Facebook pada 25 September, 29 September dan 2 Oktober.

“Bumi menjadi lebih lemah karena mendukung bangunan dan infrastruktur yang terus dikembangkan. Sebagai konsekuensinya, bencana alam terus menghantam planet ini. Hari kiamat semakin dekat, ”kata MA di salah satu posnya, menambahkan bahwa gempa bumi baru-baru ini yang mengguncang berbagai daerah di negara itu adalah pengingat dari Tuhan.

“Tolong bertobat dan minta pengampunan Tuhan, Anda pengkhianat negara,” lanjutnya tanpa menyebut nama.

Hoax memicu kegemparan publik

Gidion mengatakan status Facebook MA telah memicu kegemparan publik, mendorong polisi untuk mengambil tindakan hukum terhadap dirinya.

“Tidaklah tepat untuk menyebarkan hoax tentang bencana alam di tengah kesedihan [setelah gempa bumi Nusa Tenggara Barat dan Sulawesi Tengah]. Ini seperti mencoba menggosok garam ke luka korban, ”katanya.

Hoax memang masih menjadi momok yang begitu mematikan untuk era saat ini. Kabar bohong alias hoax tak jarang menjadi salah satu cara yang digunakan oleh sekelompok atau seseorang dengan berbagai motif. Tentunya dengan motif apa saja, hoax bukan merupakan sesuatu perbuatan yang diperkenankan apalagi lagi menggunakan isu bencana alam sebagai hoax apalagi Sulteng baru saja terkena bencana gempa bumi dan tsunami.

Berita bohong dengna maksud apa pun membuat keresahan dan kegemparan publik. Ini juga ditambah dengan minimnya pengetahuan masyrakat untuk mencari tahu mengenai kebenaran dari sebuah kabar.

Selain hoax bencana alam ini, Indonesia juga dihebohkan dengan hoax yang dibuat oleh salah satu aktivis HAM Indonesia, Ratna Sarumpaet. Ia membuat cerita bahwa ia menjadi korba penganiayaan sejumlah orang, ini sempat membuat gempar Indonesia. Tak berselang lama, Ratna akhirnya mengakui bahwa kabar ini hanyalah karangan dirinya – f