Polisi Serang dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) di Banten sedang menyelidiki sekte agama yang disebut Kerajaan Ubur-ubur, yang oleh penduduk setempat dianggap “bidah” karena keyakinan mereka bahwa Nabi Muhammad adalah seorang perempuan.
Bersama dengan MUI Serang dan pemimpin lingkungan setempat, polisi mengunjungi sebuah rumah yang dilaporkan telah menjadi tuan rumah kegiatan Kerajaan Ubur-ubur di Kampung Sayabulu, kecamatan Serang di Serang, Banten, pada hari Senin.
“Kami menindaklanjuti laporan dari warga yang kesal dengan kegiatan kelompok dalam dua bulan terakhir,” kata Kepala Polisi Serang, Ajun. Komisaris Sr. Komarudin mengatakan Selasa sebagaimana dikutip oleh tempo.co.
“Kami telah menyita beberapa dokumen yang berkaitan dengan kegiatan kelompok ini, serta orang-orang yang mengaku sebagai pemimpin Kerajaan Ubur-ubur,” kata Komarudin.
Indonesia hanya mengakui enam agama arus utama – Islam, Protestan, Katolik, Hindu, Budha, dan Konghucu- dan tidak mengkriminalisasi agama-agama lain yang kurang mainstream. Penegakan hukum, bagaimanapun, telah mengambil tindakan terhadap pemimpin kultus yang mengaku sebagai nabi baru – seperti Lia Eden dan Ahmad Musadeq – berdasarkan dekrit yang dikeluarkan oleh MUI.
Sebagian besar dari mereka telah dihukum karena penodaan agama.
Polisi mendapat dokumen tentang struktur kelompok, yang menjadi tempat kegiatan setiap Kamis malam. Kegiatan mereka akan berlangsung dari malam ke pagi.
Polisi telah mempertanyakan para pemimpin Kerajaan Ubur-ubur, yang diidentifikasi sebagai Nurhalim dan pasangan Rudi dan Aisyah. Namun, mereka belum menagih orang-orang ini dengan apa pun, kata Komarudin.
“Kami hanya mengambil langkah-langkah pencegahan sehingga warga tidak akan melakukan apa pun yang tidak kami inginkan,” katanya. “Apakah kelompok ini sesat atau tidak, kami akan membiarkan MUI, sebagai otoritas, menangani masalah ini,” katanya.
Sekretaris MUI di Serang, Amas Tajudin, mengatakan kepada media lokal bantennews.co.id bahwa setelah bertemu dengan para pemimpin kelompok untuk “mediasi” ia menemukan beberapa hal yang membuatnya menyimpulkan kelompok itu sesat.
“Kami menyimpulkan mereka bukan Islam. Mereka telah menyebarkan [ajaran], dalam nama Al-Quran, dan masyarakat yang kacau ini dan saya dapat mengatakan bahwa Islam tercemar [oleh mereka], ”kata Amas seperti dikutip oleh media lokal pada hari Senin.
Mengaku sebagai Ratu Kidul
Dia mengatakan Aisyah mengatakan kepadanya bahwa dia adalah Ratu Kidul, seorang tokoh mitos yang merupakan ratu dari Laut Selatan, yang adalah penganut kepercayaan Sunda Wiwitan. Aisyah juga mengakui Al-Qur’an sebagai kitab suci dan Allah sebagai Tuhan.
“Selama mediasi, Aisyah berkata bahwa Tuhan memiliki sebuah makam. Dia percaya bahwa Muhammad adalah seorang wanita. Dan yang terlucu adalah bahwa [dia percaya] kita mencium Hajar Aswad [Batu Hitam] karena Hajar Aswad terlihat seperti alat kelamin wanita, dan Ka’bah bukanlah kiblat [arah doa] tetapi tempat ibadah. ”
Sekjen MUI, Anwar Abbas, menyerukan kepada MUI Banten untuk meyakinkan pengikut Kerajaan Jellyfish untuk meninggalkan keyakinan mereka atau menghadapi tindakan hukum.
“Jika mereka menolak untuk berubah, kami akan melaporkannya kepada penegak hukum,” katanya kepada The Jakarta Post.
Kepala unit lingkungan, Surya Mihardha mengatakan kepada media setempat bahwa ia menerima laporan dari beberapa warga tentang kegiatan sekte. Pemimpin sekte, Rudi dan Aisyah, telah tinggal di rumah selama dua tahun, bersama dengan pengikut mereka.
“Sebagian besar pengikut berasal dari luar Serang, seperti dari Jawa Tengah dan Jawa Timur,” kata Surya.