Penjualan Ramayana Tahun 2017 Menurun

Penjualan Ramayana Tahun 2017 MenurunPeritel terdaftar publik PT Ramayana Lestari Sentosa mencatat penurunan penjualan tahun lalu karena hilangnya divisi supermarket, kata sekretaris perusahaannya, Setyadi Surya, di Jakarta pada hari Rabu

Tahun lalu, Ramayana membukukan penjualan Rp 8,1 triliun (US $ 567 juta), turun 1,1 persen dibandingkan penjualan tahun sebelumnya, sementara laba bersih tahun lalu juga turun menjadi Rp 406,6 miliar dari Rp 408,5 miliar pada 2016.

“Penurunan penjualan disebabkan oleh penutupan toko yang tidak menguntungkan tahun lalu,” kata Setyadi, menambahkan bahwa perusahaan telah menutup 16 supermarketnya di toko-toko Ramayana tahun lalu.

Dia percaya bahwa langkah itu akan membantu perusahaan mendapatkan untung lagi.

Setyadi mengatakan bisnis supermarketnya ditekan oleh pembukaan minimarket yang menjamur di daerah pemukiman, semakin populernya toko online dan meningkatnya dukungan pemerintah untuk usaha kecil dan menengah.

Ramayana memiliki tiga segmen bisnis, yang terdiri dari penjualan langsung, penjualan konsinyasi dan penjualan supermarket.

Target perusahaan menjual langsung untuk tumbuh sebesar 4 persen tahun ini, 8 persen untuk penjualan konsinyasi dan minus 15 persen untuk penjualan di supermarket.

Menjamurnya toko online membuat persaingan semakin ketat

Penurunan beberapa ritel besar memang karena semakin menjamurnya toko online. Pilihan toko online membuat orang kini lebih banyak menyukainya karena banyak asalan. Mulai dari harga yang lebih murah hingga tidak perlu datang langsung ke toko merupakan alasan yang biasanaya dimiliki oleh para pembeli.

Persaingan dengan toko-toko online membuat beberapa perusahaan ritel raksasa harus menutup beberapa gerainya dibebeberapa tempat. Penggunaan internet untuk jual beli yang kini terus meningkat membuat para toko ritel raksasa harus mencoba taktik lainnya sehingga tidak akan terus tenggelam dalam persaingan dalam industri jual beli.